Laman

Powered By Blogger

Selasa, 01 Juli 2008

WASIAT SEPUTAR PENDIDIKAN ANAK




Anak adalah nikmat Allah yang tak ternilai dan pemberian yang tidak terhingga. Tidak ada yang lebih tahu besarnya karunia ini selain orang yang tidak atau belum memiliki anak. Kita lihat mereka ke sana ke mari mencurahkan tenaga, waktu dan biaya dalam usaha dan berobat untuk mendapatkan anak. Nikmat yang agung berupa anak ini merupakan amanah bagi dua orang tua, yang kelak akan diminta pertanggung jawabannya, apakah keduanya telah menjaganya atau justru menyia-nyiakannya. Rasulullah bersabda, "Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan ditanya tentang kepemimpinannya. Seorang Imam adalah pemimpin dan dia akan ditanya tentang kepemimpinannya, dan seorang laki-laki adalah pemimpin dalam keluarganya dan dia akan ditanya tentang kepemimpinannya." (Muttafaq 'alaih)

 Mengenai besarnya tanggung jawab dalam mendidik anak, maka Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah telah menyatakan, "Barang siapa yang melalaikan pendidikan anaknya, yakni dengan tidak mengajarkan hal-hal yang bermanfaat, membiarkan mereka terlantar, maka sungguh dia telah berbuat buruk yang teramat sangat. Mayoritas anak yang jatuh di dalam kerusakan tidak lain karena kesalahan orang tuanya dan tidak adanya perhatian terhadap anak-anak tersebut. Juga tidak mangajarkan kepada mereka kewajiban agama dan sunnah-sunnahnya, mereka telantarkan anaknya semenjak kecil, sehingga mereka tak dapat memberikan manfaat kepada diri sendiri dan orang tuanya, manakala mereka telah tua." 

Untuk itu para orang tua selayaknya memperhatikan masalah-masalah penting seputar pendidikan anak. Di antara yang patut untuk kita renungkan adalah hal-hal berikut ini: 

1. Tumbuhkan Jiwa Kehambaan Pada dasarnya tujuan pokok dalam mendidik anak adalah untuk menumbuhkan dan membangkitkan jiwa kehambaan dalam diri mereka. Menyiramkan dalam jiwa mereka dan senantiasa membiasakan sikap tersebut. Merupakan nikmat Allah adalah bahwa mereka diciptakan dalam keadaan fithrah Islam, sehingga yang dibutuhkan adalah menjaga, mengontrol dan memperhatikan agar tidak menyimpang dari fithrahnya. 

2. Mendidik Anak adalah Ibadah Seorang ayah dan ibu tatkala mendidik anak, memberi nafkah, menjaga hingga larut malam, mengawasi dan mengajar mereka, maka saat itu dia sedang melakukan ibadah kepada Allah. Bahkan ketika mengajak bergurau dan bercanda juga termasuk ibadah, jika memang diniatkan untuk itu. Memberi nafkah kepada keluarga -sebagaimana dalam hadits riwayat Imam Muslim- adalah termasuk ibadah, dan bahkan pahalanya sangat besar melebihi infak kepada selainnya. 
Dan dalam hadits muttafaq 'alaih Rasulullah bersabda, "Jika seseorang memberi nafkah kepada keluarganya dengan suatu nafkah untuk mengharap ridha Allah dalam nafkah tersebut, maka dia mendapat pahala shadaqah." 

3. Ikhlas dalam Mendidik Anak Orang tua dituntut untuk ikhlas di dalam mendidik anak. Jangan sampai pendidikan anak semata-mata hanya diniatkan untuk tujuan duniawi, menyekolahkan mereka hanya sekedar untuk meraih gelar dan ijazah. Karena tidak diragukan lagi bahwa kebaikan dalam mendidik anak adalah yang diniatkan untuk mencari pahala di sisi Allah. Adapun yang selain itu (seperti profesi, pekerjaan yang mapan, kedudukan dsb) adalah akan ikut dengan sendirinya, bukan tujuan satu-satunya. Sebagai contoh, misalnya orang tua yang menyekolahkan anaknya di fakultas kedokteran, maka jangan semata-mata agar dapat meraih materi yang melimpah, namun lebih dari itu dengan tujuan untuk membantu kaum muslimin, mengobati mereka dan agar mereka tidak lari kepada dokter-dokter non muslim. Orang yang semata-mata mengejar materi tidak akan mendapatkan pahala, sedangkan orang yang mencari pahala dari Allah maka dia juga akan mendapatkan materi. 

4. Jangan Lupakan Doa Doa adalah ibadah. Para Nabi dan Rasul telah berdoa untuk kebaikan anak dan istri-istri mereka dengan doa-doa yang diabadikan dalam al-Qur’an. Berapa banyak orang yang tersesat, akhirnya mendapatkan petunjuk dengan sebab doa, dan juga amat banyak doa yang mempercepat dan mempersingkat proses pendidikan. 

5. Mencari Penghasilan yang Halal Merupakan kewajiban orang tua adalah selalu berusaha mencari harta yang halal dan menjauhi segala yang syubhat apa lagi yang haram, seperti mencuri, riba, suap dan lain sebagainya. 

6. Teladan yang Baik Teladan yang baik merupakan keharusan dalam sebuah proses pendidikan. Sebab bagaimana mungkin seorang ayah dan ibu senantiasa menganjurkan dan menyuruh anaknya shalat, tetapi dia sendiri tidak melakukannya? Maka orang tua hendaknya memberikan teladan yang baik kepada anak-anaknya, karena ketika seseorang memulai suatu amal kebaikan kemudian ada orang lain yang mengikutinya, maka dia mendapatkan pahala (seperti) pahala orang yang mengikutinya.

7.Memilih Metode yang Terbaik Orang tua terkadang perlu mengetahui masalah-masalah yang berkaitan dengan pengetahuan umum dan memahami secara detail berbagai metode pendidikan yang terbaik. Jika perlu, minta pertimbangan kepada orang-orang yang ahli dalam bidang pendidikan, mendengarkan kaset atau membaca buku-buku tentang pendidikan. 

8. Sabar Seseorang terkadang kurang memperhatikan masalah kesabaran ini, padahal ketidaksabaran akan menjadi penghalang bagi suksesnya pendidikan anak. Kita hendaknya bersabar terhadap teriakan anak, sabar ketika anak sakit, sabar dalam memberi pengarahan, sabar ketika mengantar anak ke sekolah, sabar ketika berjalan bersama mereka menuju masjid dan lain sebagainya. Jangan mudah marah, emosi, bosan dan putus asa. Orang tua hanya diperintahkan untuk memberikan pendidikan kepada anak, adapun hidayah ada di tangan Allah. Maka hendaklah dia mencurahkan segenap kemampuan dan mencari segala sebab yang mengantarkan pada kesuksesan, serta jangan lupa selalu bersabar. 

9. Menekankan Shalat Shalat adalah kewajiban paling penting dan rukun terbesar dalam Islam setelah mengucap dua kalimat syahadat. Maka hendaklah setiap muslim selalu menekankan dan memperhatikan masalah shalat ini, baik terhadap diri sendiri maupun anak-anak. Dalam sebuah hadits, Nabi bersabda, "Perintahkan anak-anak kalian shalat saat mereka berumur tujuh tahun, dan pukullah mereka jika meninggalkannya ketika berumur sepuluh tahun." 

10. Perhatikan Bakat dan Kemampuan Anak Orang tua hendaknya memperhati kan kelebihan, bakat dan perbedaan masing-masing anak, dan bersikaplah adil terhadap mereka. Sebagian orang tua terkadang tidak memperhatikan kelebihan dan bakat anaknya, sehingga bakat mereka sia-sia dan tidak tersalurkan dengan baik. Ada di antara anak yang kuat hafalannya, namun hanya diajari menghafal nyanyian saja. Padahal jika diajarkan untuk menghafal al-Qur'an, maka itu jauh lebih baik. 

11. Tanamkan Cinta kepada Allah Tanamkan di dalam jiwa anak rasa pengagungan, kecintaan dan tauhid (pengesaan) kepada Allah. Peringatkan mereka dari berbagai kesalahan dalam hal akidah dan keyakinan, jangan sampai mereka terjerumus di dalamnya. Biasakan pula agar mereka melakukan amar ma'ruf dan nahi mungkar. 

12. Memilihkan Teman yang Baik Rasulullah bersabda, “Seseorang itu tergantung pada perilaku dan kebiasaan temannya, maka salah seorang dari kalian hendaknya memperhatikan dengan siapa akan berteman.” (HR. Ahmad) 

13. Luangkan Waktu Sesibuk apa pun kita, maka jangan lupa luangkan waktu untuk anak-anak dan keluarga. Jadikan rumah sebagai oase iman, yang di dalamnya diajarkan sirah rasul, Kitabullah dan berbagai aktivitas yang positif. Jika suatu saat -karena banyak urusan- orang tua tidak sempat untuk memperhatiakn anak-anak, maka hendaknya berusaha mencari waktu lain ketika luang untuk memperhatikan mereka serta memberikan hak-hak mereka. Semoga Allah memberikan kepada kita semua keturunan yang shalih, yang mendatangkan kebaikan dan kebahagia an di dunia dan akhirat, amin ya Rabbal ‘alamin.


Sumber:

Buletin “Washaya Litarbiyatil Abnaa’ , Abdul Malik al-Qasim dengan meringkas (Ibnu Djawari)
Dikutip dari : Artikel Buletin An-Nur




KONSEP DASAR TCP/IP (Bagian 2)

Dasar Arsitektur TCP/IP


Fungsi Layer-layer dalam TCP/IP

Network Access Layer
Merupakan layer terbawah. Layer ini bertanggungjawab mengirim dan menerima data ke dan dari media fisik. Media fisiknya dapat berupa kabel, fiber optik, atau gelombang microwave. Karena tugasnya ini, protokol pada layer ini harus mampu menerjemahkan sinyal listrik menjadi data digital yang dimengerti komputer, yang berasal dari peralatan lain yang sejenis.
Perkembangan lebih lanjut, pada beberapa literatur Network Access Layer ini mulai dipecah menjadi 2 bagian yaitu physical layer dan data - link layer.

Internet Layer
Protokol yang berada pada layer ini bertanggungjawab dalam proses pengiriman paket ke alamat yang tepat.

Transport Layer.
Transport layer berisi protokol yang bertanggungjawab untuk mengadakan komunikasi antara dua host/komputer.

Application Layer
Pada layer ini terletak semua aplikasi yang menggunakan protokol TCP/IP ini.



Dasar Arsitektur TCP/IP

Proses Pertukaran Data

Dalam TCP/IP terjadi penyampaian data dari protokol yang berada di satu layer ke protokol yang berada di layer yang lain. Setiap protokol memperlakukan semua informasi yang diterimanya dari protokol lain sebagai data.
Jika suatu protokol menerima data dari protokol lain di layer atasnya, ia akan menambahkan informasi tambahan miliknya ke data tersebut. Informasi ini memiliki fungsi yang sesuai dengan fungsi protokol tersebut. Setelah itu, data ini diteruskan lagi ke protokol pada layer di bawahnya.
Hal sebaliknya terjadi jika suatu protokol menerima data dari protokol lain yang berada pada layer di bawahnya. Jika data ini dianggap valid, protokol akan melepas informasi tambahan tersebut untuk kemudian meneruskan data itu ke protokol lain yang berada pada layer di atasnya.


Ringkasan

Arsitektur dasar TCP/IP dibentuk secara modular untuk menangani berbagai macam masalah komunikasi data. Modularitas ini memungkinkan TCP/IP secara mudah diimplementasikan pada berbagai jaringan dan jenis komputer yang berbeda. Secara fisik, jaringan komputer dibentuk dengan menambahkan peralatan network interface dan networking device (router, bridge, repeater dan lainnya). Secara software TCP/IP terdiri atas berbagai modul software yang memiliki berbagai fungsi .

KONSEP DASAR TCP/IP (Bagian 1)

Pengantar

Setiap komputer yang ada memiliki keterbatasan perangkat keras. Komputer yang berdiri sendiri tidak bisa lagi memenuhi kebutuhan pemakai yang menuntut peningkatan pelayanan. Orang pun kemudian mulai membangun infrastruktur komunikasi antar komputer. Karena pembuat perangkat keras komputer bermacam-macam, maka terdapat bermacam-macam konfigurasi hardware dan software yang berbeda. Bagaimana supaya komunikasi dapat tetap berlangsung dan tidak dibatasi oleh perbedaan ini? Dari awal dibuatnya TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol). Untuk menyatukan sistem sistem yang berbeda diperlukan suatu kesepakatan. Pada level konsensus ini, setiap mesin yang terhubung ke jaringan harus berperilaku sama. Dalam bagian model komunikasi data akan kita bicarakan beberapa protokol komunikasi serta kedudukan TCP/IP di dalamnya.

Dasar Arsitektur TCP/IP

Masalah dalam Pengiriman Data
Pada dasarnya proses pengiriman data merupakan proses mengirimkan data dari satu komputer ke komputer yang lain. Untuk dapat saling bertukar data, pada komputer harus ditambahkan suatu antar muka yang disebut network interface. Jenis network interface ini bermacam-macam, tergantung dari media fisik yang digunakan untuk mentransfer data tersebut.
Dalam proses pengiriman data terdapat beberapa masalah yang harus dipecahkan. Pertama, data harus dikirimkan ke komputer yang tepat, sesuai tujuannya. Hal ini akan menjadi rumit jika komputer tujuan itu berada dalam jaringan luar yang jauh. Kemungkinan pertama data yang dikirim akan rusak. Oleh karena itu perlu adanya mekanisme yang mencegah rusaknya data ini.
Cara untuk mengatasi hal ini adalah dengan memecahkan masalah tersebut menjadi bagian yang lebih kecil. Untuk setiap masalah komunikasi data, maka diciptakanlah solusi berupa aturan-aturan yang menangani masalah tersebut. Sekumpulan aturan tersebut yang mengatur proses pengiriman data disebut sebagai protokol komunikasi data, sebagaimana telah dibahas pada bab I : Model OSI. Protokol tersebut yaitu TCP/IP atau Transmission Control Protocol.
Pada ilustrasi disamping, pengiriman data menjadi lebih mudah dengan adanya protokol TCP/IP walaupun komputer berjauhan letak.


Dasar Arsitektur TCP/IP

Gambaran TCP/IP

TCP/IP merupakan sekumpulan protokol yang didesain untuk melakukan fungsi-fungsi komunikasi data pada jaringan. TCP/IP terdiri atas sekumpulan protokol yang masing-masing bertanggung jawab atas bagian-bagian tertentu dari komunikasi data. Berkat prinsip ini, komunikasi antar komputer menjadi lebih mudah, jelas dan sederhana. Protokol yang satu tidak perlu mengetahui cara kerja protokol yang lain, sepanjang ia masih bisa saling mengirim dan menerima data.
Berkat penggunaan prinsip ini, TCP/IP menjadi protokol komunikasi data yang fleksibel. Protokol TCP/IP dapat diterapkan dengan mudah di setiap jenis komputer dan antarmuka jaringan. Agar TCP/IP dapat bekerja pada suatu antarmuka jaringan tertentu, hanya perlu diadakan perubahan pada protokol yang berhubungan dengan antarmuka jaringan saja.
Sekumpulan protokol ini dimodelkan dengan empat layer TCP/IP, sebagaimana terlihat dalam ilustrasi 1.
TCP/IP terdiri atas empat layer. Keempat layer tersebut yaitu:

· Network Access Layer
· Internet Layer
· Transport Layer
· Application Layer
Pada ilustrasi 2, terlihat bagaimana ke-empat layer tersebut dalam suatu host di jaringan.




Langkahku



Setapak kumelangkah
menelusuri jejak yg lurus
mengukir hari-hari indah
meniti arah cahaya yg Indah
Kubersimpuh di pagi hari
menuju Jalan Mu, Ya Allah...